Nama :
Ana Qoniah Fauziah
NIM : 113111004
Kelas :
PAI-4A
MATERI BAHAN AJAR
Sekolah / Madrasah : MTs. NU Banat Kudus
Kelas / Semester : VIII / I
Mata
Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Materi
Pokok : Akhlaq terpuji
terhadap diri sendiri
Guru Mata Pelajaran : Hj. Ana Qoniah Fauziah, S.Pd.I
AKHLAK
TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
Akhlak merupakan suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang menimbulkan pekerjaan yang mudah
dan gampang tanpa melalui sutu pertimbangan dan pemikiran. Akhlak menurut
sifatnya, terbagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan
akhlak madzmumah (akhlak tercela). Menjaga akhlak merupakan hal yang
penting bagi kita. Mengingat begitu pentingnya suatu akhlak, maka sebagian
sekolah mulai memasukkan aqidah akhlak ke dalam mata pelajaran di sekolah. Karena usia anak-anak sekolah merupakan usia yang labil, di mana
perlu ditanamkan sejak dini agar mereka mempunyai aqidah yang baik dan akhlak
yang terpuji.
Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji
dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Ada berbagai macam akhlak
terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada sesama manusia, dan
kepada diri sendiri. Akhlak terpuji kepada diri sendiri
diantaranya:
a. Tawakkal
b. Ikhtiyar
c. Sabar
d. Syukur
e. Qana’ah
I.
PEMBAHASAN
A. Tawakkal
1. Pengertian
Kata “tawakkal” berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyerah. Secara istilah, tawakkal berarti sikap
pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah SWT.
Tawakkal dapat
diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah semua proses pekerjaan
atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal. Tawakkal harus dilakukan
setelah ada usaha dan kerja keras dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi,
ketika seseorang belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan
atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut
belum
dapat dikatakan tawakkal.
Serahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan
menggantungkan sesuatu kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang
mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segala usaha dan kerja keras tidak
akan berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan atas usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus
berusaha dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat
menentukan suatu usaha itu berhasil atau gagal. Dengan
demikian, tawakkal dilakukan dengan aturan yang benar, sehingga tidak ada
penyimpangan aqidah dan keyakinan dari perbuatan tawakkal yang salah.
2. Perintah Tawakkal
§ QS.
Ali-Imran ayat : 159
§ QS.
Al-Maidah ayat : 23
3. Bentuk
Tawakkal
Sebagai muslim
kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a. Melakukan
sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT
b. Tidak
menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT
c. Bersikap pasrah
dan siap menerima apapun
d. Tidak memaksakan
kehendak atau keinginan kepada siapapun dan pihak manapun
e. Bersikap tegar
dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan
4. Dampak Positif Tawakkal
a. Memperoleh
kepuasan batin karena keberhasilan usahanya mendapat ridho Allah.
b. Memperoleh ketenangan
jiwa karena dekat dengan Allah yang mengatur segala-galanya. Mendapatkan
keteguhan hati.
5. Membiasakan diri bersikap Tawakkal
Manusia harus sadar dirinya lemah, terbukti sering
mengalami kegagalan. Keberhasilan usaha manusia ada pada kuasa dan kehendak
Allah semata-mata. Oleh sebab itu, manusia harus mau bertawakal
dan
membiasakan diri bersikap tawakkal kepada Allah setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh. Orang yang
tawakal berarti menunggu keberhasilan usahanya. Oleh sebab itu, pada waktu tawakal
hendaknya memperbanyak doa kepada Allah agar usahanya berhasil baik.
6. Contoh Tawakkal
1) Seorang
siswa mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh atas jerih payahnya rajin
belajar, kemudian ia tawakkal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan
kemudahan dalam mengerjakan soal.
2) Ayah dan Ibu
Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak menjadi anak
saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap hari
mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup
tentram di bawah ridho Allah.
B. Ikhtiyar
1. Pengertian
Kata “ikhtiyar” berasal dari bahasa Arab
(ikhtara-yakhtaru-ikhtiyaaran) yang berarti memilih. Ikhtiyar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang
yang berusaha berarti memilih.
Adapun menurut
istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih
suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan. Ikhtiyar juga juga dapat
diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Perintah Ikhtiyar
§ QS.
Al-Jumuah ayat : 11
§ QS.
Ar-Ra’d ayat : 11
3. Bentuk Ikhtiyar
Sebagai muslim
kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiyar, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a. Mau
bekerja dalam mencapai suatu
harapan dan cita-cita
b. Selalu
bersemangat dalam menghadapi kehidupan
c. Tidak mudah
menyerah dan putus asa
d. Disiplin dan
penuh tanggung jawab
e. Giat bekerja
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
f. Rajin berlatih
dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya
4. Dampak Positif Ikhtiyar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku
ikhtiyar, di antaranya sebagai berikut:
a. Terhindar dari
sikap malas
b. Dapat mengambil
hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya
c. Memberikan
contoh tauladan bagi orang lain
d. Mendapat kasih sayang
dan ampuna dari Allah SWT
e. Merasa batinnya
puas karena dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
f. Terhormat dalam
pandangan Allah dan sesama manusia karena sikapnya
g. Dapat berlaku
hemat dalam membelanjakan hartanya
5. Membiasakan diri bersikap Ikhtiyar
Sikap ikhtiyar harus dimiliki oleh setiap muslim agar mampu
menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras dan
ikhtiyar. Untuk itu hendaklah perhatikan
beberapa hal berikut:
a. Kuatkan iman
kepada Allah SWT
b. Hindari sikap
pemalas
c. Jangan mudah
menyerah dan putus asa
d. Berdo’a kepada
Allah agar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiyar
e. Giat dan
bersemangat dalam melakukan suatu usaha
f. Tekun dalam
melaksanakan tugas, Pandai-pandai memanfaatkan waktu
g. Tidak mudah
putus asa, selalu berusaha memajukan usahanya
6. Contoh Ikhtiyar
1) Rina
anak yang periang dan cerdas. Ia ingin memiliki peringkat 1 di kelasnya. Dia
berusaha sungguh-sungguh dan rajin belajar agar keinginannya tercapai.
2) Leli
berkeinginan untuk memiliki tas baru. Namun dia ingin membeli tas tersebut
dengan usahanya sendiri dan tidak merepotkan orang tuanya. Lalu, dia berusaha
menabung dengan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Setelah beberapa
minggu, akhirnya uangnya terkumpul dan cukup untuk membeli tas tersebut. Usaha
leli yang dengan sungguh-sungguh tersebut merupakan perwujudan dari perilaku
ikhtiyar.
C. Sabar
1. Pengertian
Menurut bahasa, “sabar” artinya menahan, tabah. Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas
marah, dan tidak lekas putus asa. Adapun
menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu mengendalikan
hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini mengandung arti sangat
luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa, dan sebagainya. Oleh karena itu, orang yang sabar adalah orang yang
mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah satu akhlak terpuji
dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang
yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa
kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin
dipisahkan dari keimanan. Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti
kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran.
Macam-macam
sabar menurut Imam al-Ghazali, yaitu:
a) Sabar
dalam ketaatan, yaitu
melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas.
b) Sabar
dalam menghadapi musibah, yaitu
tabah atau kuat hati saat menerima cobaan hidup.
c) Sabar
dari maksiat, yaitu rela
meninggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat
orang lain dapat bersenang-senang dalam maksiat.
2. Perintah Sabar
a) Sabar dalam
Ketaatan, QS.
Ali-Imran : 200
b) Sabar dalam
Musibah, QS.
al-Baqarah : 155-156
c) Sabar
dari Maksiat, QS.
an-Nahl :
126-127
3. Bentuk Sabar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku sabar, agar kelak
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai
berikut:
a. Bersabar dalam
hal belajar untuk meraih cita-cita dan harapan
b. Sabar ketika diejek
oleh teman-teman, karena kesabaran akan membawa hasil yang positif
c. Tidak mudah
emosi atau marah
d. Tidak
tergesa-gesa
e. Menerima segala
sesuatu dengan kepala dingin
f. Tidak mudah
menyalahkan orang lain
g. Selalu berserah
diri kepada Allah SWT
4. Dampak Positif Sabar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku sabar, di antaranya sebagai
berikut:
a. Terhindar dari
bencana dan mala petaka yang disebabmkan oleh nafsu
b. Melatih diri
mengendalikan hawa nafsu
c. Disayang oleh
Allah
d. Memiliki emosi
yang stabil
e. Memiliki harapan
akan masuk ke surga sesuai janji Allah
5. Membiasakan diri bersikap Sabar
a. Selalu ingat
bahwa marah tidak dapat menyelesaikan masalah
b. Memperbanyak
bergaul dengan teman-teman yang baik, berakhlak mulia
c. Membatasi diri
dan bersikap-hati-hati dalam bergaul dengan teman yang berwatak keras dan kasar
d. Hindari bergaul
dengan orang-orang yang berperilaku tidak menyenangkan
e. Hadapi segala
sesuatu dengan tenang
f. Hindari sifat
tergesa-gesa
6. Contoh Sabar
Pak Mahmud
memiliki 1 istri dan dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Suatu hari,
anaknya laki-laki terbaring sakit di Rumah Sakit. Namun, Pak Mahmud tetap
bersikap tegar dan tidak berkeluh kesah terhadap ketentuan yang Allah berikan.
Sikap Pak Mahmud merupakan cerminan dari Perilaku Sabar.
D. Syukur
1.
Pengertian
Kata
“syukur” berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima
kasih. Menurut istilah, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas
karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang
banyak nikmat Allah yang telah kita terima dan gunakan dalam hidup ini.
Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu menghitungnya.
Hakikat syukur adalah
menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak
pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada
Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang
menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk
bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita
di dunia. Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat
bersyukur kepada mereka yang berjasa dan menjadi perantara nikmat Allah. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada sesama
sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Allah SWT.
2.
Perintah
Syukur
§ QS.
al-Baqarah : 152
3.
Bentuk
Syukur
Sebagai
muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a.
Selalu mengucapkan “al hamdulillah” atau terima
kasihsetiap kali menerima menukmatan
b.
Menggunakan apa yang diberikan sesuai dengan kehendak
pamberinya
c.
Menjaga dan merawat dengan baik apa yang telah
diberikan
d.
Menyisihkan sebagian harta kita untuk diserahkan ke
baitul mal
e.
Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum
bisa membaca Al-Quran
4.
Dampak
Positif Syukur
Banyak nilai
positif yang terkandung dalam perilaku syukur, di antaranya sebagai berikut:
a.
Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu
kewajiban hamba terhadap Allah SWT
b.
Terhindar dari sifat tamak
c.
Terhindar dari murka Allah SWT
d.
Mendapat jaminan tambahan nikmat Allah
5.
Membiasakan
diri bersikap Syukur
a.
Menerima pemberian orang tua dengan senang hati
b.
Memanfaatkan uang untuk membeli hal-hal yang
bermanfaat
c.
Tidak boros dalam menggunakan uang
6.
Contoh
Syukur
Suatu hari, Bu Rohmah mendapatkan hadiah
uang sebesar 5 juta dari undian Bank. Kemudian, Beliau mengadakan syukuran
bersama tetangga-tetangganya. Sikap Bu Rohmah adalah perwujudan dari perilaku
syukur kepada Allah.
E. Qana’ah
1.
Pengertian
Kata “qana’ah” berasal dari bahasa Arab yang berarti rela, suka
menerima yang dibagikan kepadanya. Adapun secara istilah, qana’ah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan
Allah SWT kepada kita. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah sikap menerima
dan menggunakan suatu pemberian Allah sesuai dengan
ketentuan Allah dan kebutuhan kita.
Dalam bahasa jawa sering
diartikan sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah
diberikan oleh Allah. Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran
materi jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya nikmat yang diberikan oleh
Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.
Dengan sifat Qana’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur,
sehingga mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan
sifat serakah dalam hati. Ni’mat yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri
tetapi ia bagikan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Artinya
qana’ah tidak hanya pada waktu rizki yang kita terima sedikit, tetapi pada
waktu rizki melimpah pun kita harus tetap qana’ah.
2.
Perintah
Qana’ah
§ QS.
an-Nisa’ : 32
3.
Bentuk
Qana’ah
a. Selalu ikhlas
menerima kenyataan hidup
b. Tidak banyak
berangan-angan
c. Tidak bersikap
iri ter hadap kenikmatan yang diterima orang lain
4.
Dampak
Positif Qana’ah
a. Terhindar dari
sifat tamak
b. Dapat merasakan
ketenteraman hidup karena merasa cukup atas karunia Allah yang dianugerahkan
kepada dirinya
c. Mendapat jaminan
tambahan nikmat dari Allah dan terhindar dari ancaman siksa yang
berat
5.
Membiasakan
diri bersikap Qana’ah
a. Sering
memperhatikan orang-orang yang lebih miskin daripada kita
b. Tidak sering
memerhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang
c. Membiasakan diri
berlaku hemat
d. Biasakan
bersikap ikhlas
e. Hindari
kebiasaan berangan-angan
6.
Contoh
Qana’ah
1) Bela
adalah siswi kelas V SD. Dia dari keluarga yang ekonominya rendah. Meski
begitu, dia tidak pernah mengeluh, dan selalu merasa tidak kurang walaupun dia
pergi sekolah dengan berjalan kaki, sementara teman-temannya bersepeda.
2) Pak
Rohim adalah seorang kepala keluarga dari keluarga yang pas-pasan. Meskipun
begitu, Beliau tidak pernah berkeluh kesah dan tetap bersyukur serta menerima
apa adanya kondisi tersebut. Dan yang terpenting beliau masih mampu menafkahi
dan menyekolahkan anak-anaknya.
II.
KESIMPULAN
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang yang menimbulkan pekerjaan yang mudah dan gampang tanpa melalui
sutu pertimbangan dan pemikiran. Akhlak menurut sifatnya, terbagi menjadi dua
yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madzmumah (akhlak
tercela). Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda
kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari
sifat-sifat yang terpuji pula.
Ada berbagai macam akhlak terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam,
kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri. Di antaranya yaitu tawakkal,
ikhtiar, sabar, syukur, dan qana’ah.
Tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil
suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ikhtiyar
diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Sabar
berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, dan tidak lekas putus asa. Bersyukur
adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada
dirinya. Sedangkan Qana’ah adalah sikap menerima semua yang telah
dikaruniakan Allah SWT kepada kita.
Menjaga akhlak merupakan hal yang penting bagi kita dan menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya Allah SWT yang tahu, dan manusia hanya bisa berusaha dengan cara mengerahkan segala kemampuan untuk bisa menjadi pribadi yang baik akhlak dan budi pekertinya.
Menjaga akhlak merupakan hal yang penting bagi kita dan menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya Allah SWT yang tahu, dan manusia hanya bisa berusaha dengan cara mengerahkan segala kemampuan untuk bisa menjadi pribadi yang baik akhlak dan budi pekertinya.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, dan Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak 1 untuk Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 2007
LKS Al Azhar, Aqidah Akhlaq MTs kelas VIII semester ganjil, Gresik:
CV.Putra Kembar Jaya, 2009
Wahid. A, Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah untuk kelas VIII semester 1
dan 2, Bandung: CV. Armico, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar