ILMU PENGETAHUAN
Istilah Ilmu
Pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari
bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti
mempelajari, mengetahui. Jika secara istilah mengenai definisi ilmu
pengetahuan, para pakar filsafat pun berbeda pendapat dalam mengartikan ilmu
pengetahuan. Namun, pada intinya adalah sama.
Prof.
Dr. Ashley Montagu, Guru Besar Antropologi pada Rutgers University menyimpulkan:
“Science is sistematized knowledge derived from observation, study, and
experimentation curried on order to determine the nature off principles of what
being studied” (Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang disusun dalam satu sistem
yang berasal dari pengamatan studi dan percobaan untuk menentukan hakikat dan
prinsip tentang hal yang distudi).
Afanasyef,
seorang ahli pikir Marxist berkebangsaan Rusia menulis sebagai berikut: “Science
is the system of man’s knowledge on nature society and thought. If reflect the
world in concepts, categories and law, the correctness and truth of which are
verified by practical experience” (Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dalam
konsep-konsep, kategori-kategori dan hukum-hukum yang ketetapannya dan
kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis).[1]
The
Liang Gie (1987) memberikan pengertian Ilmu adalah rangkaian aktivitas
penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman
seccara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan
keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin
dimengerti manusia.
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas
manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya
aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.[2]
Jadi,
Ilmu Pengetahuan adalah suatu pengetahuan tentang objek tertentu yang
disusun secara sistematis sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode
tertentu. Atau bisa juga, Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan metodis,
sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari
kenyataan.[3]
Adapun
menurut Bahm, bangunan dasar Ilmu Pengetahuan melibatkan enam macam
komponen, yaitu:
a. Adanya
masalah (Problem)
b. Adanya
sikap ilmiah (Scientific attitude)
c. Menggunakan
metode ilmiah (Scientific method)
d. Adanya
aktifitas ilmiah (Scientific activity)
e. Adanya
kesimpulan (conclusion)
f. Adanya
pengaruh (effect)[4]
[1] Burhanuddin Salam, Pengantar
Filsafat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 9-10
[2] Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 108-109
[3] Mohammad Adib, Filsafat Ilmu
(Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar