Senin, 10 Juni 2013

KORELASI MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN

KORELASI MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya tanpa ilmu pengetahuan di tengah kehidupan mereka. Jadi, sangatlah erat kaitannya antara manusia dan ilmu pengetahuan. Sebab, ilmu pengetahuan timbul berawal dari manusia itu berfilsafat (berpikir) karena adanya rasa ingin tahu tentang segala sesuatu untuk mencapai suatu kebenaran.
Kebenaran ilmu pengetahuan ialah kebenaran positif, kebenaran filsafat ialah kebenaran spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiri, riset, eksperimen). Kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat keduanya nisbi (relatif).
Dengan demikian terungkaplah bahwa manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Di dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran itu terdapat tiga buah jalan yang ditempuh manusia yang sekaligus merupakan institut kebenaran, yaitu agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Agama akan mengantarkan pada kebenaran, dan filsafat akan membuka jalan untuk mencari kebenaran. Sedangkan ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah kebenaran itu sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan tujuan mencari tahu rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri.
Dengan berilmu dan berfilsafat manusia ingin mencari hakikat kebenaran segala sesuatu. Dalam berkelana mencari pengetahuan dan kebenaran itu, menusia pada akhirnya tiba pada kebenaran yang absolut atau yang mutlak yaitu ‘Causa Prima’ daripada segala yang ada yaitu Allah Maha Pencipta, Maha Besar, dan mengetahui.
Sekalipun kebenaran ilmu pengetahuan tidak pernah mencapai kebenaran mutlak, tetapi dalam keterbatasannya ia membantu kehiduupan dan kepentingan manusia di dunia yang fana ini, sesuai dengan bidang masing-masing. Pengalaman manusia tidak pernah sempurna, dan pengetahuannya tumbuh dan berkembang sepanjang atau selama pertumbuhan pengalamannya. Pertumbuhan merupakan salah satu hukum fundamental dalam hidup ini. Demikian diungkapkan oleh Harold H. Titus.[1]
Ilmu pengetahuan memang bertujuan menemukan kebenaran, tetapi bagi mereka ilmu pengetahuan tidak berhenti sampai di situ saja, yang terpenting adalah bahwa ilmu pengetahuan pada akhirnya berguna bagi kehidupan manusia dan merupakan alat bantu dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan.[2] Sehingga Ilmu pengetahuan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Sebab, ilmu pengetahuan bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia.[3]
Setiap manusia diharapkan dapat berpikir kritis dan rasional dengan berbekal ilmu pengetahuan yang luas. Dengan begitu setiap individu memiliki wawasan yang luas sehingga dapat mengontrol segala yang diperbuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu ilmu pengetahuan sangat bermanfaat bagi manusia dalam rangka mempertinggi kualitas keilmuannya di kehidupan.[4]


[1] Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), .... hlm. 25
[2] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007), hlm. 91
[3] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 37
[4] Mohammad Adib, Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 222

Tidak ada komentar:

Posting Komentar