Selasa, 11 Juni 2013

Pegembangan Media Pembelajaran



PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Sekolah / Madrasah              : MTs. NU Banat Kudus
Kelas / Semester                    : VIII / I
Mata pelajaran                      : Aqidah Akhlaq
Materi Pokok                         : Akhlaq terpuji kepada diri sendiri
Standar Kompetensi              : Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri
Kompetensi Dasar                 :

  • Menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah
  • Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah 
  • Menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah dalam fenomena kehidupan


Konsep Pengembangan Media Pembelajaran

Strategi  pemanfaatan media pembelajaran dalam pengembangan media pembelajaran:
1.    Persiapan sebelum menggunakan media
Di dalam pembelajaran mapel aqidah akhlaq, materi pokok “akhlak terpuji kepada diri sendiri” yang berisi tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah. Konsepnya:
(Media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media visual)
·   Menggunakan media by design yang sesuai dengan materi tersebut (media visual yakni Ms. Power Point)
·  Kelas dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing beranggotakan 6 orang, kelompok (1) Tawakkal, (2) Ikhtiyar, (3) Sabar, (4) Syukur, dan (5) Qana’ah.
·      Guru memberi perintah pada tiap-tiap kelompok, untuk menunjuk ketua kelompok dan notulis.
·     Kemudian masing-masing kelompok tersebut diminta untuk menyimpulkan materi yang telah disediakan dan diajarkan melalui Ms. Power Point oleh Pendidik.
·      Selama menggunakan media, peserta didik diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama dan maksimal.
2.    Kegiatan selama menggunakan media
Konsep media pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan materi pokok “akhlak terpuji terhadap diri sendiri” (media visual (Ms. Power Point) :
·      Media Visual
Menggunakan aplikasi software Microsoft Power Point (PPT) = media by design
· Guru memberikan materi tersebut menggunakan PPT yang dibuat dan didesign sendiri untuk diajarkan kepada peserta didik untu membantu mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut.
· Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok sesuai dengan kelompok yang didapatkan untuk menyimpulkan materi selama media tersebut digunakan.
· Setelah selesai, Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab. Kemudian, setelah semua peserta didik faham, Guru bisa memberikan aba-aba untuk mengumpulkan tugas yang diberikan.
3.    Kegiatan tindak lanjut
Kegiatan ini dilakukan oleh semua pihak baik seorang guru, maupun siswa. Diadakan evaluasi terhadap keefiktifan menggunakan media visual (Ms. Power Point) dalam pembelajaran tersebut. Guru memberikan beberapa pertanyaan (tanya jawab) seputar kesulitan-kesulitan yang dialami siswa (apakah masih ada yang belum mengerti atau sudah jelas semua). Kemudian guru dapat memberikan soal latihan sesuai dengan materi akhlak terpuji terhadap diri sendiri, yakni Tawakkal, Ikhtiyar, Sabar, Syukur, Qana’ah.

MEDIA PEMBELAJARAN - BAHAN AJAR



Nama        : Ana Qoniah Fauziah
NIM          : 113111004
Kelas         : PAI-4A

MATERI BAHAN AJAR

Sekolah / Madrasah               : MTs. NU Banat Kudus
Kelas / Semester                    : VIII / I
Mata Pelajaran                      : Aqidah Akhlaq
Materi Pokok                         : Akhlaq terpuji terhadap diri sendiri
Guru Mata Pelajaran             : Hj. Ana Qoniah Fauziah, S.Pd.I

AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang menimbulkan pekerjaan yang mudah dan gampang tanpa melalui sutu pertimbangan dan pemikiran. Akhlak menurut sifatnya, terbagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madzmumah (akhlak tercela). Menjaga akhlak merupakan hal yang penting bagi kita. Mengingat begitu pentingnya suatu akhlak, maka sebagian sekolah mulai memasukkan aqidah akhlak ke dalam mata pelajaran di sekolah. Karena usia anak-anak sekolah merupakan usia yang labil, di mana perlu ditanamkan sejak dini agar mereka mempunyai aqidah yang baik dan akhlak yang terpuji.
Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula. Ada berbagai macam akhlak terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri. Akhlak terpuji kepada diri sendiri diantaranya:
a.    Tawakkal
b.    Ikhtiyar
c.    Sabar
d.   Syukur
e.    Qana’ah

I.     PEMBAHASAN
A.  Tawakkal
1.    Pengertian
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyerah. Secara istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
 Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah semua proses pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal.  Tawakkal harus dilakukan setelah ada usaha dan kerja keras dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, ketika seseorang belum berusaha  secara optimal untuk mencapai suatu angan atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut belum dapat dikatakan tawakkal.
Serahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan menggantungkan sesuatu kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segala usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan atas usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus berusaha dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat menentukan suatu usaha itu berhasil atau gagal. Dengan demikian, tawakkal dilakukan dengan aturan yang benar, sehingga tidak ada penyimpangan aqidah dan keyakinan dari perbuatan tawakkal yang salah.
2.    Perintah Tawakkal
§  QS. Ali-Imran ayat : 159
§  QS. Al-Maidah ayat : 23
3.     Bentuk Tawakkal
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a.    Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT
b.    Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT
c.    Bersikap pasrah dan siap menerima apapun
d.   Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapapun dan pihak manapun
e.    Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan
4.    Dampak Positif Tawakkal
a.       Memperoleh kepuasan batin karena keberhasilan usahanya mendapat ridho Allah.
b.      Memperoleh ketenangan jiwa karena dekat dengan Allah yang mengatur segala-galanya. Mendapatkan keteguhan hati.
5.    Membiasakan diri bersikap Tawakkal
Manusia harus sadar dirinya lemah, terbukti sering mengalami kegagalan. Keberhasilan usaha manusia ada pada kuasa dan kehendak Allah semata-mata. Oleh sebab itu, manusia harus mau bertawakal dan membiasakan diri bersikap tawakkal kepada Allah setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh. Orang yang tawakal berarti menunggu keberhasilan usahanya. Oleh sebab itu, pada waktu tawakal hendaknya memperbanyak doa kepada Allah agar usahanya berhasil baik.
6.    Contoh Tawakkal
1)   Seorang siswa mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh atas jerih payahnya rajin belajar, kemudian ia tawakkal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan kemudahan dalam mengerjakan soal.
2)   Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap hari mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram di bawah ridho Allah.

B.  Ikhtiyar
1.      Pengertian
Kata ikhtiyar berasal dari bahasa Arab (ikhtara-yakhtaru-ikhtiyaaran) yang berarti memilih. Ikhtiyar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih.
Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan. Ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
2.      Perintah Ikhtiyar
§  QS. Al-Jumuah ayat : 11
§  QS. Ar-Ra’d ayat : 11
3.      Bentuk Ikhtiyar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiyar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a.    Mau bekerja dalam mencapai suatu harapan dan cita-cita
b.    Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan
c.    Tidak mudah menyerah dan putus asa
d.   Disiplin dan penuh tanggung jawab
e.    Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
f.     Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya
4.      Dampak Positif Ikhtiyar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku ikhtiyar, di antaranya sebagai berikut:
a.    Terhindar dari sikap malas
b.    Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya
c.    Memberikan contoh tauladan bagi orang lain
d.   Mendapat kasih sayang dan ampuna dari Allah SWT
e.    Merasa batinnya puas karena dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
f.     Terhormat dalam pandangan Allah dan sesama manusia karena sikapnya
g.    Dapat berlaku hemat dalam membelanjakan hartanya
5.      Membiasakan diri bersikap Ikhtiyar
Sikap ikhtiyar harus dimiliki oleh setiap muslim agar mampu menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras dan ikhtiyar. Untuk itu hendaklah perhatikan beberapa hal berikut:
a.    Kuatkan iman kepada Allah SWT
b.    Hindari sikap pemalas
c.    Jangan mudah menyerah dan putus asa
d.   Berdo’a kepada Allah agar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiyar
e.    Giat dan bersemangat dalam melakukan suatu usaha
f.     Tekun dalam melaksanakan tugas, Pandai-pandai memanfaatkan waktu
g.    Tidak mudah putus asa, selalu berusaha memajukan usahanya
6.      Contoh Ikhtiyar
1)   Rina anak yang periang dan cerdas. Ia ingin memiliki peringkat 1 di kelasnya. Dia berusaha sungguh-sungguh dan rajin belajar agar keinginannya tercapai.
2)   Leli berkeinginan untuk memiliki tas baru. Namun dia ingin membeli tas tersebut dengan usahanya sendiri dan tidak merepotkan orang tuanya. Lalu, dia berusaha menabung dengan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Setelah beberapa minggu, akhirnya uangnya terkumpul dan cukup untuk membeli tas tersebut. Usaha leli yang dengan sungguh-sungguh tersebut merupakan perwujudan dari perilaku ikhtiyar.

C.  Sabar
1.    Pengertian
Menurut bahasa, sabar artinya menahan, tabah. Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, dan tidak lekas putus asa. Adapun menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini mengandung arti sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa, dan sebagainya. Oleh karena itu, orang yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah satu akhlak terpuji dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan. Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran.
Macam-macam sabar menurut Imam al-Ghazali, yaitu:
a)    Sabar dalam ketaatan, yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas.
b)   Sabar dalam menghadapi musibah, yaitu tabah atau kuat hati saat menerima cobaan hidup.
c)    Sabar dari maksiat, yaitu rela meninggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat orang lain dapat bersenang-senang dalam maksiat.
2.    Perintah Sabar
a)    Sabar dalam Ketaatan, QS. Ali-Imran : 200
b)   Sabar dalam Musibah, QS. al-Baqarah : 155-156
c)    Sabar dari Maksiat, QS. an-Nahl : 126-127
3.    Bentuk Sabar
       Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku sabar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a.    Bersabar dalam hal belajar untuk meraih cita-cita dan harapan
b.    Sabar ketika diejek oleh teman-teman, karena kesabaran akan membawa hasil yang positif
c.    Tidak mudah emosi atau marah
d.   Tidak tergesa-gesa
e.    Menerima segala sesuatu dengan kepala dingin
f.     Tidak mudah menyalahkan orang lain
g.    Selalu berserah diri kepada Allah SWT
4.    Dampak Positif Sabar
       Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku sabar, di antaranya sebagai berikut:
a.    Terhindar dari bencana dan mala petaka yang disebabmkan oleh nafsu
b.    Melatih diri mengendalikan hawa nafsu
c.    Disayang oleh Allah
d.   Memiliki emosi yang stabil
e.    Memiliki harapan akan masuk ke surga sesuai janji Allah
5.    Membiasakan diri bersikap Sabar
a.    Selalu ingat bahwa marah tidak dapat menyelesaikan masalah
b.    Memperbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik, berakhlak mulia
c.    Membatasi diri dan bersikap-hati-hati dalam bergaul dengan teman yang berwatak keras dan kasar
d.   Hindari bergaul dengan orang-orang yang berperilaku tidak menyenangkan
e.    Hadapi segala sesuatu dengan tenang
f.     Hindari sifat tergesa-gesa
6.    Contoh Sabar
Pak Mahmud memiliki 1 istri dan dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Suatu hari, anaknya laki-laki terbaring sakit di Rumah Sakit. Namun, Pak Mahmud tetap bersikap tegar dan tidak berkeluh kesah terhadap ketentuan yang Allah berikan. Sikap Pak Mahmud merupakan cerminan dari Perilaku Sabar.

D.  Syukur
1.    Pengertian
Kata “syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Menurut istilah, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah kita terima dan gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu menghitungnya. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat bersyukur kepada mereka yang berjasa dan menjadi perantara nikmat Allah. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada sesama sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Allah SWT.
2.    Perintah Syukur
§  QS. al-Baqarah : 152
3.    Bentuk Syukur
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut:
a.    Selalu mengucapkan “al hamdulillah” atau terima kasihsetiap kali menerima menukmatan
b.    Menggunakan apa yang diberikan sesuai dengan kehendak pamberinya
c.    Menjaga dan merawat dengan baik apa yang telah diberikan
d.   Menyisihkan sebagian harta kita untuk diserahkan ke baitul mal
e.    Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum bisa membaca Al-Quran
4.    Dampak Positif Syukur
       Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku syukur, di antaranya sebagai berikut:
a.    Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu kewajiban hamba terhadap Allah SWT
b.    Terhindar dari sifat tamak
c.    Terhindar dari murka Allah SWT
d.   Mendapat jaminan tambahan nikmat Allah
5.    Membiasakan diri bersikap Syukur
a.    Menerima pemberian orang tua dengan senang hati
b.    Memanfaatkan uang untuk membeli hal-hal yang bermanfaat
c.    Tidak boros dalam menggunakan uang 
6.    Contoh Syukur
Suatu hari, Bu Rohmah mendapatkan hadiah uang sebesar 5 juta dari undian Bank. Kemudian, Beliau mengadakan syukuran bersama tetangga-tetangganya. Sikap Bu Rohmah adalah perwujudan dari perilaku syukur kepada Allah.

E.  Qana’ah
1.      Pengertian
Kata qanaah berasal dari bahasa Arab yang berarti rela, suka menerima yang dibagikan kepadanya. Adapun secara istilah, qanaah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah sikap menerima dan menggunakan suatu pemberian Allah sesuai dengan ketentuan Allah dan kebutuhan kita.
Dalam bahasa jawa sering diartikan sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah. Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran materi jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.
Dengan sifat Qana’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur, sehingga mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan sifat serakah dalam hati. Ni’mat yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri tetapi ia bagikan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Artinya qana’ah tidak hanya pada waktu rizki yang kita terima sedikit, tetapi pada waktu rizki melimpah pun kita harus tetap qana’ah.
2.      Perintah Qana’ah
§  QS. an-Nisa’ : 32
3.      Bentuk Qana’ah
a.     Selalu ikhlas menerima kenyataan hidup
b.    Tidak banyak berangan-angan
c.     Tidak bersikap iri ter hadap kenikmatan yang diterima orang lain
4.      Dampak Positif Qana’ah
a.    Terhindar dari sifat tamak
b.    Dapat merasakan ketenteraman hidup karena merasa cukup atas karunia Allah yang dianugerahkan kepada dirinya
c.    Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah dan terhindar dari ancaman siksa yang berat
5.      Membiasakan diri bersikap Qana’ah
a.    Sering memperhatikan orang-orang yang lebih miskin daripada kita
b.    Tidak sering memerhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang
c.    Membiasakan diri berlaku hemat
d.   Biasakan bersikap ikhlas
e.    Hindari kebiasaan berangan-angan
6.      Contoh Qana’ah
1)   Bela adalah siswi kelas V SD. Dia dari keluarga yang ekonominya rendah. Meski begitu, dia tidak pernah mengeluh, dan selalu merasa tidak kurang walaupun dia pergi sekolah dengan berjalan kaki, sementara teman-temannya bersepeda.
2)   Pak Rohim adalah seorang kepala keluarga dari keluarga yang pas-pasan. Meskipun begitu, Beliau tidak pernah berkeluh kesah dan tetap bersyukur serta menerima apa adanya kondisi tersebut. Dan yang terpenting beliau masih mampu menafkahi dan menyekolahkan anak-anaknya.

II.     KESIMPULAN
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang menimbulkan pekerjaan yang mudah dan gampang tanpa melalui sutu pertimbangan dan pemikiran. Akhlak menurut sifatnya, terbagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madzmumah (akhlak tercela). Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Ada berbagai macam akhlak terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri. Di antaranya yaitu tawakkal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qana’ah.
Tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ikhtiyar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, dan tidak lekas putus asa. Bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya. Sedangkan Qana’ah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita.
      
Menjaga akhlak merupakan hal yang penting bagi kita dan menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya Allah SWT yang tahu, dan manusia hanya bisa berusaha dengan cara mengerahkan segala kemampuan untuk bisa menjadi pribadi yang baik akhlak dan budi pekertinya.


DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dan Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak 1 untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007
LKS Al Azhar, Aqidah Akhlaq MTs kelas VIII semester ganjil, Gresik: CV.Putra Kembar Jaya, 2009
Wahid. A, Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah untuk kelas VIII semester 1 dan 2, Bandung: CV. Armico, 2009